SimpanSimpan Tafsir Ibnu Katsir Surat Al 'Alaq Untuk Nanti. 100% (1) 100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara) 1K tayangan 6 halaman. Tafsir Ibnu Katsir Surat Al 'Alaq. Diunggah oleh Rahman Abdika. Hak Cipta: Attribution Non-Commercial (BY-NC) Format Tersedia.
Download Free PDFDownload Free PDFTafsir Ibnu Katsir Surah Al AlaqTafsir Ibnu Katsir Surah Al AlaqTafsir Ibnu Katsir Surah Al AlaqTafsir Ibnu Katsir Surah Al AlaqPerpustakaan Online Muslim PPI Kobe
TafsirIbnu Katsir, Juz 30 (An-Nabā' s.d. An-Nās) Oleh: Al-Imam Abu Fida' Isma'il Ibnu Katsir ad-Dimasyqi nama Tuhanmu yang menciptakan." (al-'Alaq: 1). bahwa wahyu yang mula-mula diturunkan sesudah beberapa lama wahyu tidak turun adalah surat ini (al-Muzzammil dan al-Muddatstsir). Imām Aḥmad mengatakan, telah
Allah Swt. menceritakan perihal manusia, bahwa manusia itu adalah makhluk yang mempunyai kesenangan, jahat, angkuh, dan melampaui batas apabila ia melihat dirinya telah berkecukupan dan banyak hartanya. Kemudian Allah mengancamnya dan memperingatkan kepadanya melalui firman berikutnya {إِنَّ إِلَى رَبِّكَ الرُّجْعَى} Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali mu. A1-'Alaq 8 Yakni hanya kepada Allah-lah kamu kembali dan berpulang, lalu Dia akan mengadakan perhitungan terhadap hartamu dari manakah kamu hasilkan dan ke manakah kamu belanjakan? Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnu Ismail As-Sa'ig, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Aim, telah menceritakan kepada kami Abu Umais, dari Aun yang telah mengatakan bahwa Abdullah ibnu Mas'ud pernah mengatakan bahwa ada dua orang yang haus dan tidak pernah merasa kenyang, yaitu orang yang berilmu dan orang yang memiliki harta; tetapi keduanya tidak sama. Adapun orang yang berilmu, maka bertambahlah rida Tuhan Yang Maha Pemurah kepadanya. Adapun orang yang berharta, maka dia makin tenggelam di dalam kesesatannya sikap melampaui batasnya. Kemudian Abdullah ibnu Mas'ud membacakan firman-Nya Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. Al-'Alaq 6-7 Dan terhadap orang yang berilmu, Abdullah ibnu Mas'ud membacakan firman Allah Swt. Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. Fathir 28 Hal yang semakna telah diriwayatkan pula secara marfu' sampai kepada Rasulullah Saw., yaitu مَنْهُومَانِ لَا يَشْبَعَانِ طَالِبُ عِلْمٍ وَطَالِبُ دُنْيَا» Ada dua macam orang yang rakus selalu tidak merasa kenyang, yaitu penuntut ilmu dan pemburu duniawi. Kemudian disebutkan dalam firman selanjutnya {أَرَأَيْتَ الَّذِي يَنْهَى عَبْدًا إِذَا صَلَّى} Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika dia mengerjakan salat. Al-'Alaq 9-10 Bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap Abu Jahal laknatullah. Dia mengancam Nabi Saw. bila melakukan salat di Baitullah. Maka Allah Swt. pada mulanya menasihati Abu Jahal dengan cara yang terbaik, untuk itu Allah Swt. berfirman {أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ عَلَى الْهُدَى} Bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu berada di atas kebenaran. Al-'Alaq 11 Yakni bagaimanakah menurut pendapatmu jika orang yang kamu larang ini berada di jalan yang Iurus dalam sepak terjangnya. {أَمَرَ بِالتَّقْوَى} Atau dia menyuruh bertakwa kepada Allah? Al-'Alaq 12 melalui ucapannya, sedangkan engkau menghardiknya dan mengancamnya bila ia mengerjakan salatnya. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya {أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَى} Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? Al-'Alaq 14 Artinya, tidakkah orang yang melarang orang yang mendapat petunjuk itu mengetahui bahwa Allah melihatnya dan mendengar pembicaraannya, dan kelak Dia akan membalas perbuatannya itu dengan balasan yang setimpal. Selanjutnya Allah Swt. memperingatkan dan mengancam dengan ancaman yang keras {كَلا لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ} Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti. Al-'Alaq 15 Yaitu tidak lagi menghentikan perbuatannya yang selalu bermusuhan dan ingkar. {لَنَسْفَعَنْ بِالنَّاصِيَةِ} niscaya Kami tarik ubun-ubunnya. Al-'Alaq 15 Yakni niscaya Kami benar-benar akan memberinya tanda hitam kelak di hari kiamat. Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya {نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ} yaitu ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. Al-'Alaq 16 Maksudnya, ubun-ubun Abu Jahal yang pendusta dalam ucapannya lagi durhaka dalam perbuatannya. {فَلْيَدْعُ نَادِيَهُ} Maka biarlah dia memanggil golongannya. Al-'Alaq 17 Yakni kaumnya dan kerabatnya, biarlah dia memanggil mereka untuk menolongnya. {سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَ} kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah. Al-'Alaq 18 Mereka adalah malaikat juru siksa; sehingga dia mengetahui siapakah yang menang, apakah golongan Kami ataukah golongan dia? قَالَ الْبُخَارِيُّ حَدَّثَنَا يَحْيَى، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، عَنْ مَعْمَر، عَنْ عَبْدِ الْكَرِيمِ الجَزَري، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ أَبُو جَهْلٍ لَئِنْ رَأَيْتُ مُحَمَّدًا يُصَلِّي عِنْدَ الْكَعْبَةِ لَأَطَأَنَّ عَلَى عُنُقه. فبَلغَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ "لَئِنْ فَعَلَهُ لَأَخَذَتْهُ الْمَلَائِكَةُ" Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, dari Ma'mar, dari Abdul Karim Al-Jazari, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa Abu Jahal berkata, "Sesungguhnya jika aku melihat Muhammad sedang salat di dekat Ka'bah, aku benar-benar akan menginjak lehernya." Maka ancaman itu sampai kepada Nabi Saw., lalu beliau Saw. bersabda Sesungguhnya jika dia melakukan niatnya, benar-benar malaikat akan mengambilnya menghukumnya. Kemudian Imam Bukhari mengatakan bahwa periwayatan hadis ini diikuti oleh Amr ibnu Khalid, dari Ubaidillah ibnu Arar, dari Abdul Karim. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan Imam Nasai di dalam kitab tafsir masing-masing melalui jalur Abdur Razzaq dengan sanad yang sama. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Abu Kuraib, dari Zakaria ibnu Addi, dari Ubaidillah ibnu Amr dengan sanad yang sama. Imam Ahmad dan Imam Turmuzi serta Imam Nasai dan Ibnu Jarir telah meriwayatkannya yang hadis berikut berdasarkan lafaz yang ada pada Ibnu Jarir, melalui jalur Daud ibnu Abu Hindun, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa dahulu Rasulullah Saw. sering melakukan salat di dekat maqam Ibrahim. Maka lewatlah kepadanya Abu Jahal ibnu Hisyam, lalu berkata, "Hai Muhammad, dengan apakah engkau mengancamku? Ketahuilah, demi Allah, sesungguhnya aku adalah penduduk lembah ini yang paling banyak pendukungnya." Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya Maka biarlah dia memanggil golongannya untuk menolongnya, kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah. Al-'Alaq 17-18 Ibnu Abbas mengatakan bahwa seandainya Abu Jahal memanggil golongannya para pendukungnya, niscaya saat itu juga malaikat azab akan mengambilnya. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini kalau tidak hasan, sahih. قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ أَيْضًا حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ زَيْدٍ أَبُو يَزِيدَ، حَدَّثَنَا فُرَات، عَنْ عَبْدِ الْكَرِيمِ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ أَبُو جَهْلٍ لَئِنْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ يُصَلِّي عِنْدَ الْكَعْبَةِ لَآتِيَنَّهُ حَتَّى أَطَأَ عَلَى عُنُقِهِ. قَالَ فَقَالَ "لَوْ فَعَلَ لَأَخَذَتْهُ الْمَلَائِكَةُ عِيَانًا، وَلَوْ أَنَّ الْيَهُودَ تَمَنَّوا الْمَوْتَ لَمَاتُوا وَرَأَوْا مَقَاعِدَهُمْ مِنَ النَّارِ، وَلَوْ خَرَجَ الَّذِينَ يُبَاهلون رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَرَجَعُوا لَا يَجِدُونَ مَالًا وَلَا أَهْلًا" Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Yazid alias Abu Yazid, telah menceritakan kepada kami Furat, dari Abdul Karim, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Abu Jahal pernah berkata, "Sesungguhnya jika aku melihat Rasulullah sedang mengerjakan salat di dekat Ka'bah, benar-benar aku akan menginjak lehernya saat ia sujud." Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Nabi Saw. bersabda Seandainya dia melakukan niatnya itu, niscaya malaikat akan mengambilnya secara terang-terangan. Dan seandainya orang-orang Yahudi mengharapkan mati, niscaya mereka benar-benar mati dan akan melihat tempat kedudukan mereka di dalam neraka. Dan seandainya orang-orang yang bermubahalah dengan Rasulullah Saw. keluar untuk melakukannya, niscaya saat mereka pulang ke rumahnya, mereka tidak akan menjumpai harta dan juga keluarga mereka. Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Wadih, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Abu Ishaq, dari Al-Walid ibnul Aizar, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Abu Jahal pernah mengatakan bahwa sesungguhnya jika Muhammad kembali ke maqam Ibrahim untuk melakukan salat, aku benar-benar akan membunuhnya. Maka Allah menurunkan firman-Nya Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Al-'Alaq 1 Sampai dengan firman-Nya niscaya Kami tarik ubun-nbunnya, yaitu ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. Maka biarlah dia memanggil golongannya untuk menolongnya, kelak Kami akan memanggil MalaikatZabaniyah. Al-'Alaq 15-18 Maka Nabi Saw. Datang dan melakukan salatnya. Lalu dikatakan kepada Abu Jahal, "Mengapa engkau mengurungkan niatmu dan tidak melakukannya?" Abu Jahal menjawab, "Sesungguhnya ada bala tentara yang banyak sekali yang menghalang-halangi antara aku dengan dia." Ibnu Abbas mengatakan bahwa demi Allah, seandainya Abu Jahal bergerak, benar-benar malaikat akan mengambilnya dengan terang-terangan, sedangkan orang-orang Jarir mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Abdul A'la, telah menceritakan kepada kami Al-Mu'tamir, dari ayahnya, telah menceritakan kepada kami Na'im ibnu Abu Hindun, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Abu Jahal pernah berkata, "Maukah kalian melihat wajah Muhammad ditaburi dengan debu di hadapan kalian?" Mereka menjawab, "Ya." Abu Hurairah melanjutkan, bahwa lalu Abu Jahal mengatakan, "Demi Lata dan 'Uzza, sesungguhnya jika aku melihat Muhammad sedang salat seperti ini sujud, aku benar-benar akan menginjak lehernya dan benar-benar akan menaburkan debu ke mukanya." Maka datanglah Abu Jahal kepada Rasulullah Saw. yang sedang mengerjakan salat dengan maksud akan menginjak lehernya. Abu Hurairah melanjutkan kisahnya, bahwa maka tiada yang mengejutkan mereka yang menyaksikan Abu Jahal melainkan karena mereka melihat Abu Jahal surut mundur ke belakang dan melindungi wajahnya dengan kedua tangannya. Ketika ditanyakan kepadanya, "Mengapa engkau?" Abu Jahal menjawab, "Sesungguhnya antara aku dan dia terdapat parit api dan pemandangan yang sangat menakutkan serta banyak sayap." Abu Hurairah melanjutkan, bahwa lalu Rasulullah Saw. bersabda لَوْ دَنَا مِنِّي لَاخْتَطَفَتْهُ الْمَلَائِكَةُ عُضْوًا عُضْوًا» Seandainya dia mendekat kepadaku, niscaya malaikat akan mencabik-cabik tubuhnya anggota demi anggota. Perawi mengatakan bahwa lalu Allah menurunkan firman-Nya—apakah hal ini terdapat di dalam hadis Abu Hurairah ataukah tidak? saya tidak mengetahui—, yaitu Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas. Al-'Alaq 6, hingga akhir surat. Imam Ahmad ibnu Hambal, Imam Muslim, Imam Nasai, dan Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkannya melalui Mu'tamir ibnu Sulaiman dengan sanad yang sama Firman Allah Swt. {كَلا لَا تُطِعْهُ} sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya. Al-'Alaq 19 Yakni hai Muhammad, janganlah kamu patuh kepada orang itu yang melarang kamu melakukan rutinitas ibadahmu, melainkan teruskanlah salatmu menurut yang kamu sukai. Janganlah engkau pedulikan dia, karena sesungguhnya Allah-lah yang memeliharamu dan menolongmu, dan Dia akan memelihara kamu dari gangguan orang lain. {وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ} dan sujudlah dan dekatkanlah dirimu kepada Tuhan. Al Alaq 19 Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadis sahih yang ada pada Imam Muslim melalui jalur Abdullah ibnu Wahb, dari Amr ibnul Haris, dari Imarah ibnu Gazyah, dari Samiy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ» Tempat yang paling dekat bagi seorang hamba kepada Tukannya ialah saat ia sedang sujud, maka perbanyaklah berdoa padanya. Dan dalam hadis terdahulu telah disebutkan pula bahwa Rasulullah Saw. melakukan sujud tilawah pada surat Insyiqaq dan Al-'Alaq.
Bacaayat Al-Quran, Tafsir, dan Konten Islami Bahasa Indonesia. Baca ayat Al-Quran, Tafsir, dan Konten Islami Bahasa Indonesia at Taubah ayat 105 9 Al Isra ayat 26-27 10 Injil 11 ali imran 12 YUNUS 13 unta 14 hadist+al-hujurat+ayat+12 15 zabur 16 dalil+kitab+Al quran 17 Nomor surat 18 Tafsir ibnu katsir qs almaidah ayat 48 19 Surat+al
Surah Al Alaq Segumpal Darah Surah Makkiyyah بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Ayat 1-5 Turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, dan bahwa tulis baca adalah kunci ilmu pengetahuan. اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ١ خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ ٢ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ ٣ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ ٤ عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ٥ Terjemah Surat Al Alaq ayat 1-5 1. [1]Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan[2], 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah[3]. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia[4]. 4. Yang mengajar manusia dengan pena[5]. 5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya[6]. Ayat 6-8 Manusia menjadi jahat karena merasa serba cukup. كَلا إِنَّ الإنْسَانَ لَيَطْغَى ٦ أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى ٧ إِنَّ إِلَى رَبِّكَ الرُّجْعَى ٨ Terjemah Surat Al Alaq ayat 6-8 6. [7]Ketahuilah! Sungguh, manusia benar-benar melampaui batas, 7. apabila melihat dirinya serba cukup. 8. Sungguh, hanya kepada Tuhanmulah tempat kembalimu. Ayat 9-19 Kisah Abu Jahal dan sikapnya yang jahat terhadap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. أَرَأَيْتَ الَّذِي يَنْهَى ٩ عَبْدًا إِذَا صَلَّى ١٠ أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ عَلَى الْهُدَى ١١ أَوْ أَمَرَ بِالتَّقْوَى ١٢ أَرَأَيْتَ إِنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّى ١٣أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَى ١٤ كَلا لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةِ ١٥نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ ١٦ فَلْيَدْعُ نَادِيَهُ ١٧ سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَ ١٨كَلا لا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ ١٩ Terjemah Surat Al Alaq ayat 9-19 9. Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, 10. seorang hamba Nabi Muhammad ketika dia melaksanakan shalat[8], 11. Bagaimana pendapatmu jika dia yang dilarang shalat itu berada di atas kebenaran petunjuk, 12. atau dia menyuruh bertakwa kepada Allah?[9] 13. Bagaimana pendapatmu jika dia yang melarang itu mendustakan dan berpaling dari iman? 14. Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? 15. [10]Sekali-kali tidak! Sungguh, jika dia tidak berhenti berbuat demikian niscaya Kami tarik ubun-ubunnya[11] ke dalam neraka, 16. yaitu ubun-ubun orang yang mendustakan dan durhaka[12]. 17. Maka biarlah dia[13] memanggil golongannya untuk menolongnya, 18. kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah[14], 19. Sekali-kali jangan! Janganlah kamu patuh kepadanya[15]; dan sujudlah[16] dan dekatkanlah dirimu kepada Allah[17]. [1] Surah ini adalah surah yang pertama kali turun kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam; turun pada awal-awal kenabian ketika Beliau tidak mengetahui apa itu kitab dan apa itu iman, lalu Jibril alaihis salam datang kepada Beliau membawa wahyu dan menyuruh Beliau membaca, ia berkata, “Bacalah”. Dengan terperanjat Muhammad shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Saya tidak dapat membaca.” Beliau lalu direngkuh oleh Malaikat Jibril hingga merasakan kepayahan, lalu dilepaskan sambil disuruh membacanya sekali lagi, “Bacalah.” Tetapi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam masih tetap menjawab, “Aku tidak dapat membaca.” Begitulah keadaan berulang sampai tiga kali, dan pada ketiga kalinya Jibril berkata kepadanya, “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan–Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah–Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah–Yang mengajar manusia dengan perantaran kalam–Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Terj. Al Alaq 1-5. [2] Yakni yang menciptakan semua makhluk. Pada ayat selanjutnya disebutkan secara khusus manusia di antara sekian ciptaan-Nya. [3] Oleh karena itu, yang telah menciptakan manusia dan memperhatikannya dengan mengurusnya, tentu akan mengaturnya dengan perintah dan larangan, yaitu dengan diutus-Nya rasul dan diturunkan-Nya kitab. [4] Yakni banyak dan luas sifat-Nya, banyak kemuliaan dan ihsan-Nya, luas kepemurahan-Nya, dimana di antara kemurahan-Nya adalah mengajarkan berbagai ilmu kepada manusia. [5] Maksudnya, Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca. [6] Hal itu, karena manusia dikeluarkan-Nya dari perut ibunya dalam keadaan tidak tahu apa-apa, lalu Dia menjadikan untuknya pendengaran, penglihatan dan hati serta memudahkan sebab-sebab ilmu kepadanya. Dia mengajarkan kepadanya Al Qur’an, mengajarkan kepadanya hikmah dan mengajarkan kepadanya dengan perantaraan pena, dimana dengannya terjaga ilmu-ilmu. Maka segala puji bagi Allah yang telah mengaruniakan nikmat-nikmat itu yang tidak dapat mereka balas karena banyaknya. Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengaruniakan kepada mereka kekayaan dan kelapangan rezeki, akan tetapi manusia karena kebodohan dan kezalimannya ketika merasa dirinya telah cukup, ia malah bertindak melampaui batas dan berbuat zalim serta bersikap sombong terhadap kebenaran seperti yang diterangkan dalam ayat selanjutnya. Ia lupa, bahwa tempat kembalinya adalah kepada Tuhannya, dan tidak takut kepada pembalasan yang akan diberikan kepadanya, bahkan keadaannya sampai meninggalkan petunjuk dengan keinginan sendiri dan mengajak manusia untuk meninggalkannya, dan sampai melarang orang lain menjalankan shalat yang merupakan amal yang paling utama. [7] Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata Abu Jahal berkata, “Apakah kalian biarkan Muhammad menaruh wajahnya bersujud di tengah-tengah kalian?” Lalu dikatakan, “Ya.” Maka Abu Jahal berkata, “Demi Lata dan Uzza, jika aku melihatnya sedang melakukan hal itu, maka aku akan injak lehernya atau aku lumuri mukanya dengan debu.” Abu Hurairah berkata, “Maka Abu Jahal mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika Beliau sedang shalat karena menyangka akan dapat menginjak leher Beliau. Lalu ia Abu Jahal membuat mereka kawan-kawannya kaget karena ternyata mundur ke belakang dan menjaga dirinya dengan kedua tangannya. Ia pun ditanya, “Ada apa denganmu?” Abu Jahal berkata, “Sesungguhnya antara aku dengan dia Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam ada parit dari api, hal yang menakutkan, dan sayap-sayap.” Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Kalau sekiranya ia mendekat kepadaku, tentu malaikat-malaikat akan merenggut anggota badannya sepotong demi sepotong.” Maka Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat – kami tidak mengetahui apakah dalam hadits Abu Hurairah atau sesuatu yang sampai kepadanya-, “Ketahuilah! Sungguh, manusia benar-benar melampaui batas,– apabila melihat dirinya serba cukup.– Sungguh, hanya kepada Tuhanmulah tempat kembalimu.– Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,– seorang hamba ketika dia melaksanakan shalat,– Bagaimana pendapatmu jika dia yang dilarang shalat itu berada di atas kebenaran petunjuk,– seorang hamba ketika dia melaksanakan shalat– Bagaimana pendapatmu jika dia yang dilarang shalat itu berada di atas kebenaran petunjuk,– atau dia menyuruh bertakwa kepada Allah?– Bagaimana pendapatmu jika dia yang melarang itu mendustakan dan berpaling?—Yaitu Abu Jahal— Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?– Sekali-kali tidak! Sungguh, jika dia tidak berhenti berbuat demikian niscaya Kami tarik ubun-ubunnya ke dalam neraka,– yaitu ubun-ubun orang yang mendustakan dan durhaka.– Maka biarlah dia memanggil golongannya untuk menolongnya,– kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah,– Sekali-kali jangan! Janganlah kamu patuh kepadanya;…dst.” Terj. Al Alaq 6-19 Kalimat, “Kami tidak mengetahui apakah dalam hadits Abu Hurairah atau sesuatu yang sampai kepadanya,” menurut Syaikh Muqbil merupakan keragu-raguan yang dapat mencacatkan keshahihan sebab turunnya, akan tetapi ia tetap mencantumkannya karena banyak syahid-syahidnya. Hadits tersebut menurut Ibnu Katsir, diriwayatkan pula oleh Ahmad bin Hanbal, Muslim, Nasa’i dan Ibnu Abi Hatim dari hadits Mu’tamir bin Sulaiman. Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Baihaqi dalam Dalaa’ilun Nubuwwah. Imam Tirmidzi meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Ibnu Abbas ia berkata, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam shalat, lalu Abu Jahal datang dan berkata, “Bukankah kamu telah aku larang melakukan hal ini shalat? Bukankah kamu telah aku larang melakukan hal ini shalat?” Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam berpaling sambil membentaknya, lalu Abu Jahal berkata, “Sesungguhnya engkau mengetahui, bahwa tidak ada di sini orang yang lebih banyak golongannya dariku.” Maka Allah Tabaaraka wa Ta’aala berfirman, “Maka biarlah dia memanggil golongannya untuk menolongnya,– Maka biarlah dia memanggil golongannya untuk menolongnya,” Ibnu Abbas berkata, “Demi Allah, kalau sekiranya ia memanggil kaumnya, tentu akan ditangkap oleh para malaikat Zabaniyah milik Allah.” Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan gharib shahih.” [8] Yang melarang itu ialah Abu Jahal, sedangkan yang dilarang itu adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sendiri. Akan tetapi usaha ini tidak berhasil karena Abu Jahal melihat sesuatu yang menakutkannya. [9] Dengan demikian, pantaskah orang yang seperti ini keadaannya dilarang? Bukankah melarangnya merupakan penentangan yang besar kepada Allah dan kepada kebenaran? Karena yang berhak dilarang adalah orang yang tidak di atas petunjuk atau memerintahkan orang lain mengerjakan hal yang bertentangan dengan ketakwaan. [10] Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengancamnya jika tetap terus bersikap seperti itu. [11] Maksudnya, memasukkannya ke dalam neraka dengan menarik kepalanya dengan keras. [12] Bisa juga diartikan, “Ubun-ubun orang yang dusta ucapannya dan salah perbuatannya.” [13] Orang yang berhak mendapatkan azab itu. [14] Malaikat Zabaniyah ialah malaikat yang menyiksa orang-orang yang berdosa di dalam neraka, mereka adalah malaikat yang kasar dan keras, dan sebagai malaikat yang kuat dan berkuasa. Inilah keadaan orang yang melarang dan hukuman yang diancamkan kepadanya. Adapun keadaan orang yang dilarang, maka Allah Subhaanahu wa Ta’aala memerintahkan agar tidak mempedulikan orang tersebut dan tidak menaatinya. [15] Dengan meninggalkan shalat, karena ia tidaklah memerintahkan kecuali kepada yang terdapat kerugian di dunia dan akhirat. [16] Yakni shalatlah karena Allah Subhaanahu wa Ta’aala. [17] Dengan bersujud dan dengan menaati-Nya, karena semua itu dapat mendekatkan kamu kepada-Nya. Ayat ini adalah umum berlaku pada orang yang melarang terhadap kebaikan dan dilarang dari melakukannya, meskipun berkenaan dengan Abu Jahal ketika melarang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melakukan shalat. Selesai tafsir surah Al Alaq dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, wal hamdulillahi Rabbil aalamiin.
ImamAhmad mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Yazid dari Abu Nadrah dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a. yang telah mengatakan, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Adapun ahli neraka yang menjadi penghuni tetapnya maka sesungguhnya mereka tidak mati di dalamnya dan tidak pula hidup.
Tafsir Jalalain Surat Al Alaq – Dibawah ini anda dapat membaca tafsir jalalain surah al alaq dari ayat pertama hingga ayat terakhir yaitu ayat 19. Tafsir ibnu katsir surat al alaq belum dapat kami berikan karena belum mendapat sumber yang saja silahkan disimak dan jangan lupa untuk diamalkan yaa. Baca juga Surat Al Alaq Arab dan Latin dan Terjemah Indonesiaبِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ Ayat 1 اقْرَأْ Bacalah maksudnya mulailah membaca dan memulainya – بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ dengan menyebut nama Rabbmu yang menciptakan semua makhluk. Ayat 2 خَلَقَ الْإِنسَانَ Dia telah menciptakan manusia atau jenis manusia – مِنْ عَلَقٍdari alaq lafal Alaq bentuk jamak dari lafal Alaqah, artinya segumpal darah yang kental. Ayat 3 اقْرَأْ Bacalah lafal ayat ini mengukuhkan makna lafal pertama yang sama – وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah artinya tiada seorang pun yang dapat menandingi kemurahan-Nya. Lafal ayat ini sebagai Haal dari Dhamir yang terkandung di dalam lafal Iqra’. Ayat 4 الَّذِي عَلَّمَ Yang mengajar manusia menulis – بِالْقَلَمِ dengan qalam orang pertama yang menulis dengan memakai qalam atau pena ialah Nabi Idris Ayat 5 عَلَّمَ الْإِنسَانَ Dia mengajarkan kepada manusia atau jenis manusia – مَا لَمْ يَعْلَمْ apa yang tidak diketahuinya yaitu sebelum Dia mengajarkan kepadanya hidayah, menulis dan berkreasi serta hal-hal lainnya. Ayat 6 كَلَّا Ketahuilah artinya memang benar – إِنَّ الْإِنسَانَ لَيَطْغَى sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas Ayat 7 أَن رَّآهُ karena dia melihat dirinya sendiri – اسْتَغْنَى serba cukup dengan harta benda yang dimilikinya; ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap Abu Jahal. Dan lafal Ra-aa tidak membutuhkan Maf’ul kedua; dan lafal An Ra-aahu berkedudukan sebagai Maf’ul Lah. Ayat 8 إِنَّ إِلَى رَبِّكَ Sesungguhnya hanya kepada Rabbmulah hai Manusia – الرُّجْعَى tempat kembali yakni kembali kalian nanti, karena itu Dia kelak akan memberi balasan kepada orang yang melampaui batas sesuai dengan dosa-dosa yang telah dilakukannya. Di dalam ungkapan ini terkandung ancaman dan peringatan buat orang yang berlaku melampaui batas. Ayat 9 أَرَأَيْتَ Bagaimana pendapatmu lafal Ara-ayta dan dua lafal lainnya yang sama nanti mengandung makna Ta’ajjub – الَّذِي يَنْهَى tentang orang yang melarang yang dimaksud adalah Abu Jahal. Ayat 10 عَبْداً Seorang hamba yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw. – إِذَا صَلَّى ketika dia mengerjakan salat. Ayat 11 أَرَأَيْتَ إِن كَانَ Bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu – عَلَى الْهُدَى berada di atas kebenaran Ayat 12 أَوْ Atau huruf Au di sini menunjukkan makna Taqsim – أَمَرَ بِالتَّقْوَىdia menyuruh bertakwa. Ayat 13 أَرَأَيْتَ إِن كَذَّبَ Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakannya yakni mendustakan Nabi saw. – وَتَوَلَّى dan berpaling dari iman? Ayat 14 أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَى Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat apa yang dilakukannya itu; artinya Dia mengetahuinya, karena itu Dia kelak akan memberi balasan kepadanya dengan balasan yang setimpal. Maka sudah sepatutnya kamu hai orang yang diajak berbicara untuk merasa heran terhadap orang yang melarang itu, karena ia melarang Nabi melakukan salat, padahal orang yang dilarangnya itu berada dalam jalan hidayah dan memerintahkan untuk bertakwa. Yang amat mengherankan lagi ialah bahwa yang melarangnya itu mendustakannya dan berpaling dari iman. Ayat 15 كَلَّا Sekali-kali tidaklah demikian kalimat ini mengandung makna hardikan dan cegahan baginya – لَئِن sungguh jika huruf Lam di sini menunjukkan makna qasam atau sumpah – لَّمْ يَنتَهِ dia tidak berhenti dari kekafiran yang dilakukannya itu – لَنَسْفَعاً بِالنَّاصِيَةِ niscaya Kami akan tarik ubun-ubunnya atau Kami akan seret dia masuk neraka dengan cara ditarik ubun-ubunnya. Ayat 16 نَاصِيَةٍ Yaitu ubun-ubun lafal Naashiyatan adalah isim Nakirah yang berkedudukan menjadi Badal dari isim Ma’rifat yaitu lafal An-Naashiyah pada ayat sebelumnya – كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ orang yang mendustakan lagi durhaka makna yang dimaksud adalah pelakunya; dia disifati demikian secara Majaz. Ayat 17 فَلْيَدْعُ نَادِيَه Maka biarlah dia memanggil golongannya yakni teman-teman senadinya; Nadi adalah sebuah majelis tempat mereka memusyawarahkan sesuatu perkara. Sesungguhnya orang yang melarang itu mengatakan kepada Nabi saw. sewaktu dia mencegahnya dari melakukan salat, “Sesungguhnya aku telah mengetahui bahwa tiada seseorang pun di Mekah ini yang lebih banyak teman senadinya daripada aku. Sesungguhnya jika kamu mau meninggalkan salat, aku benar-benar akan memberikan kepadamu, kuda-kuda yang tak berpelana dan laki-laki pelayan sepenuh lembah ini.” Ayat 18 سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَ Kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah mereka adalah malaikat-malaikat yang terkenal sangat bengis lagi kejam, untuk membinasakannya, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam salah satu hadis, yaitu, “Seandainya dia benar-benar memanggil golongan senadinya, niscaya dia akan diazab oleh malaikat Zabaniyah secara terang-terangan.” Ayat 19 كَلَّا Sekali-kali tidaklah demikian kalimat ini mengandung hardikan dan cegahan baginya – لَا تُطِعْهُjanganlah kamu patuhi dia hai Muhammad untuk meninggalkan salat – وَاسْجُدْ dan sujudlah maksudnya salatlah demi karena Allah – وَاقْتَرِبْ dan mendekatlah kepada-Nya dengan melalui amal ketaatan. Itulah tafsir surah al alaq dari kitab jalalain untuk anda, semoga bermanfaat. Jangan lupa untuk share agar yang lain juga mendapat manfaatnya. Sumber
tafsiribnu katsir surat al jin. Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik. 2:99) Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat
Abstract Prophet Muhammad get the first revelation of the Al-'Alaq 1-5; "Read the name of the Lord who made". This verse does not mention the object of reading. Thus, the religious leaders in Medina interpret the word Iqro in the sense of reading, studying, deliver, and so forth. And because the object is public, then the object can include everything affordable, neither of which is the sacred literature that comes from God or not, whether it concerns the verses written and unwritten. According to Tafsir Ibn Kastir the content of the letter al-'Alaq verses 1-5 is that we are commanded to always learn to conduct an investigation into any one that we do not know, so we speak, evidence of the mercy of Allah. is that he has taught them through the Qur'an.
DownloadTafsir Al-Quran Ibnu Katsir Lengkap 30 Juz Terjemah Bahasa Indonesia. E-Book Pdf Tafsir Ibnu Katsir lengkap 30 juz beserta terjemahan dalam bahasa Indonesia. Mulai dari Surat Al-Fatihah sampai dengan Surat An-Nas. LINK DOWNLOAD: TAFSIR IBNU KATSIR LENGKAP 30 JUZ - File PDF Semoga dengan mendownload dan membaca Terjemah Tafsir Ibnu
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID oJ7OOaRTj0du4F21XllS32f8HBOsqX7HMii5C_nJsWwu-XTxTeM6TQ==
Alaq, dengan mencoba menghubungkan dengan surat sebelumnya, al-Ti>n, yang mana menurutnya terdapat hubungan tentang penciptaan manusia.Keenam, dalam tafsir Ibnu 'Ar dan al-Biqa>'i sama-sama menyebutkan bahwa perintah membaca dalam surat al-'Alaq memiliki dua makna, yaitu membaca tanpa adanya tulisan dan membaca sebuah tulisan.
Al-'Alaq 1 ~ Quran Terjemah Perkata dan Tafsir Bahasa Indonesia اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ العلق ١ iq'raٱقْرَأْReadbacalahbi-is'miبِٱسْمِin the namedengan namarabbikaرَبِّكَof your LordTuhanmualladhīٱلَّذِىthe One Whoyangkhalaqaخَلَقَcreated -menciptakan Transliterasi Latin Iqra` bismi rabbikallażī khalaq QS. 961 Arti / Terjemahan Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan, QS. Al-'Alaq ayat 1 Tafsir Ringkas KemenagKementrian Agama RI Wahai Nabi, bacalah apa yang Allah wahyukan kepadamu dengan terlebih dahulu menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan segala sesuatu dengan Lengkap KemenagKementrian Agama RI Allah memerintahkan manusia membaca mempelajari, meneliti, dan sebagainya. apa saja yang telah Ia ciptakan, baik ayat-ayat-Nya yang tersurat qauliyah, yaitu Al-Qur'an, dan ayat-ayat-Nya yang tersirat, maksudnya alam semesta kauniyah. Membaca itu harus dengan nama-Nya, artinya karena Dia dan mengharapkan pertolongan-Nya. Dengan demikian, tujuan membaca dan mendalami ayat-ayat Allah itu adalah diperolehnya hasil yang diridai-Nya, yaitu ilmu atau sesuatu yang bermanfaat bagi al-JalalainJalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi Bacalah maksudnya mulailah membaca dan memulainya dengan menyebut nama Rabbmu yang menciptakan semua makhluk. Tafsir Ibnu KatsirIsmail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Allah Swt. menceritakan perihal manusia, bahwa manusia itu adalah makhluk yang mempunyai kesenangan, jahat, angkuh, dan melampaui batas apabila ia melihat dirinya telah berkecukupan dan banyak hartanya. Kemudian Allah mengancamnya dan memperingatkan kepadanya melalui firman berikutnyaSesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali mu. A1-'Alaq 8Yakni hanya kepada Allah-lah kamu kembali dan berpulang, lalu Dia akan mengadakan perhitungan terhadap hartamu dari manakah kamu hasilkan dan ke manakah kamu belanjakan?Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnu Ismail As-Sa'ig, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Aim, telah menceritakan kepada kami Abu Umais, dari Aun yang telah mengatakan bahwa Abdullah ibnu Mas'ud pernah mengatakan bahwa ada dua orang yang haus dan tidak pernah merasa kenyang, yaitu orang yang berilmu dan orang yang memiliki harta; tetapi keduanya tidak sama. Adapun orang yang berilmu, maka bertambahlah rida Tuhan Yang Maha Pemurah kepadanya. Adapun orang yang berharta, maka dia makin tenggelam di dalam kesesatannya sikap melampaui batasnya. Kemudian Abdullah ibnu Mas'ud membacakan firman-Nya Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. Al-'Alaq 6-7 Dan terhadap orang yang berilmu, Abdullah ibnu Mas'ud membacakan firman Allah Swt. Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. Fathir 28Hal yang semakna telah diriwayatkan pula secara marfu' sampai kepada Rasulullah Saw., yaituAda dua macam orang yang rakus selalu tidak merasa kenyang, yaitu penuntut ilmu dan pemburu disebutkan dalam firman selanjutnyaBagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika dia mengerjakan salat. Al-'Alaq 9-10Bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap Abu Jahal laknatullah. Dia mengancam Nabi Saw. bila melakukan salat di Baitullah. Maka Allah Swt. pada mulanya menasihati Abu Jahal dengan cara yang terbaik, untuk itu Allah Swt. berfirmanBagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu berada di atas kebenaran. Al-'Alaq 11Yakni bagaimanakah menurut pendapatmu jika orang yang kamu larang ini berada di jalan yang Iurus dalam sepak dia menyuruh bertakwa kepada Allah? Al-'Alaq 12melalui ucapannya, sedangkan engkau menghardiknya dan mengancamnya bila ia mengerjakan salatnya. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnyaTidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? Al-'Alaq 14Artinya, tidakkah orang yang melarang orang yang mendapat petunjuk itu mengetahui bahwa Allah melihatnya dan mendengar pembicaraannya, dan kelak Dia akan membalas perbuatannya itu dengan balasan yang setimpal. Selanjutnya Allah Swt. memperingatkan dan mengancam dengan ancaman yang kerasKetahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti. Al-'Alaq 15 Yaitu tidak lagi menghentikan perbuatannya yang selalu bermusuhan dan Kami tarik ubun-ubunnya. Al-'Alaq 15Yakni niscaya Kami benar-benar akan memberinya tanda hitam kelak di hari kiamat. Kemudian disebutkan dalam firman berikutnyayaitu ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. Al-'Alaq 16Maksudnya, ubun-ubun Abu Jahal yang pendusta dalam ucapannya lagi durhaka dalam biarlah dia memanggil golongannya. Al-'Alaq 17Yakni kaumnya dan kerabatnya, biarlah dia memanggil mereka untuk Quraish ShihabMuhammad Quraish Shihab [[96 ~ AL-'ALAQ SEGUMPAL DARAH Pendahuluan Makkiyyah, 19 ayat ~ Dalam surat ini terdapat ajakan untuk membaca dan belajar, dan bahwa Tuhan Yang mampu menciptakan manusia dari asal yang lemah akan mampu pula untuk mengajarkannya menulis-yang merupakan sarana penting untuk mengembangkan ilmu pengetahuan-dan mengajarkannya sesuatu yang belum pernah diketahuinya. Allahlah yang mengajarkan ilmu kepada manusia. Selain itu, surat ini mengingatkan kita bahwa kekayaan dan kekuasaan adakalanya dapat mendorong manusia untuk melanggar hukum dan ketentuan Allah, padahal semua kita pasti akan kembali kepada-Nya. Pembicaraan ini diarahkan kepada siapa saja yang layak mendapat peringatan, terutama orang-orang yang berlaku tiran dan menghalangi orang lain untuk berbuat baik. Mereka yang disebutkan terakhir ini diancam akan masuk neraka. Ketika itu, penolong-penolong mereka tidak akan berguna lagi. Akhirnya, surat ini ditutup dengan ajakan kepada mereka yang mematuhi dan melaksanakan perintah Allah untuk mengambil sikap yang berlawanan dengan para pembangkang dan pendusta, dan ajakan untuk mendekatkan diri dengan melakukan kataatan kepada Tuhan semesta alam.]] Bacalah, wahai Muhammad, apa yang telah diwahyukan kepadamu dengan mengawalinya dengan menyebut nama Tuhanmu yang memiliki kemampuan untuk mencipta.
BacaTafsir Surat An-Naba' ayat 12. Cari apa pun di Al-Qur'an dan pahami kandungannya dengan teknologi pencarian AI dan sumber terpercaya di Learn Quran Tafsir. Muqatil, Al-Kalabi, Zaid ibnu Aslam, dan putranya (yaitu Abdur Rahman), semuanya mengatakan bahwa sesungguhnya yang dimaksud dengan mu'sirat ialah angin. Dikatakan demikian karena
foqz6. 55rc9eiw56.pages.dev/32255rc9eiw56.pages.dev/38055rc9eiw56.pages.dev/46455rc9eiw56.pages.dev/20255rc9eiw56.pages.dev/15855rc9eiw56.pages.dev/15055rc9eiw56.pages.dev/8255rc9eiw56.pages.dev/491
tafsir surat al alaq ibnu katsir